Archive for the ‘Rumah’ category

Minggu Pagi Di Komplek Rumah

May 25, 2008

Kata olahraga sudah hampir punah dalam kamus hidup saya. Lebih dari dua tahun seluruh tubuh ini nyaris tidak pernah digerakkan atas nama olahraga. Hanya goyangan santai pada dua tangan dan beberapa kali goyangan kepala saya lakukan sebelum berangkat ke kantor. Waktunya, tak lebih dari lima menit.

Sebelumnya, dua tahun silam, saya sempat rutin melakukan olah raga pagi di Monas atau Senayan. Berangkat dari rumah pukul 5 pagi, masih cukup waktu untuk berputar-putar sambil menghirup udara segar. Tapi, selama dua tahun belakangan, saya hampir tak pernah lagi memiliki semangat untuk melakukan aktivitas menyehatkan itu.

Saat ini, saya sudah pindah rumah ke daerah Pamulang. Komplek yang saya tinggali kebetulan memiliki suasana yang pas untuk melanjutkan olah raga yang terputus. Setiap minggu pagi, akses jalan dari gerbang komplek sampai mesjid ujung jalan, dengan jarak hampir 5 km, selalu dipenuhi oleh warga komplek dan penduduk sekitar yang ingin menikmati kesegaran dan kesejukan udara di sini.
(more…)

Tentang Angka 7 (TUJUH)

July 27, 2007

Tepat tanggal 7 (TUJUH) April 2007 (dua ribu TUJUH), gue memesan sebuah rumah di daerah Pamulang. Sekitar 27 (dua TUJUH) km dari pusat kota Jakarta. Pilih-pilih blok, jatuh pilihan pada blok E 7 (TUJUH) di sebuah cluster yang paling dekat dari kantor pemasaran. Kenal perumahan ini, dari seorang teman di HTML. Kebetulan, gue juga anggota HTML bersticker 077 (kosong TUJUH-TUJUH).

Segera mengajukan KPR, dan 7 (TUJUH) hari kemudian disetujui. Mulai tanggal 17 (TUJUH belas) April 2007, rumah mulai dibangun. Setiap tanggal 17 (TUJUH belas) setiap bulannya, gue harus membayar cicilan uang muka rumah sebesar 7 (TUJUH) juta sekian. Mulai berkuranglah tabungan gue selama 7 (TUJUH) tahun bekerja.

Setelah beberapa bulan masa pembangunan, tepat hari ini, tanggal 27 (dua TUJUH) bulan 7 (TUJUH) tahun 2007, gue melakukan akad kredit. Jumlah kreditnya dominan angka 7 (TUJUH). Setiap bulannya akan didebet langsung dari rekening tabungan yang baru dibuat tanggal 17 (TUJUH belas) kemarin. Tapi sayang, sudah lebih dari 7 (TUJUH) hari ATM-nya belum jadi juga.

Dan, Keputusannya Adalah..

May 1, 2007

Tiga bulan berputar-putar di berbagai tempat di pinggiran Jakarta, akhirnya saya bisa memutuskan lokasi yang tepat untuk dijadikan rumah tinggal. Vila Dago Pamulang. Saya memang sempat mencoret perumahan ini di awal survey beberapa bulan lalu. Alasannya, waktu itu masih terkaget-kaget dengan jarak dan akses yang dilalui.

Belajar dari setiap perumahan yang saya datangi, terbiasa dengan survey jarak jauh, akses yang bervariasi, sampai harga dan spek rumah, rasanya Vila Dago memang jadi pilihan yang pas untuk saya, saat ini.

Saya sempat mendatangi beberapa perumahan yang memiliki harga serupa. Yaaa, harga menjadi patokan pertama saya dalam mencari rumah. Dari harga, dilanjutkan dengan survey lokasi, spesifikasi bangunan, serta lingkungan dan akses jalan.

Pertama, harga. Dengan dana sedikit, saya tidak berharap mendapat rumah besar di Menteng atau Pondok Indah :-D. Di Vila Dago, lahan seluas 120 meter sudah dapat dibayar dengan dana yang saya miliki. Bila dibandingkan dengan harga perumahan di Depok dan Bekasi pun, dengan tipe yang sama, harga bisa lebih murah.

Kedua, lokasi. Lokasi yang saya maksud adalah posisinya dengan tempat saya bekerja dan bersosialisasi. Jarak memang masih terbilang jauh dengan lokasi saya bekerja. Namun, bila diperhitungkan dengan aktivitas sosialisasi -yang banyak di Selatan Jakarta-, Pamulang menjadi lebih efisien dibanding Bekasi/Pondok Gede. Pada detik terakhir sebelum memutuskan membeli di Vila Dago, saya sempat bimbang memilih dan membandingkan dengan Jatisari Permai di Pondok Gede. Sampai-sampai saya harus jalan dari Pamulang ke Pondok Gede untuk lebih memantapkan pilihan. Perjalanan pulang dari Jatisari, melalui jalan yang masih gelap, sepi, dan pemandangan yang basi di Kalimalang. Coba bandingin dengan Mahakam atau Barito.. 😉
(more…)

Rumah.. Rumah.. Rumah

February 25, 2007

RumahBeuh, gak nyangka, udah sebulan gue gak ngeblog. Gak berasa juga sebulan ini penuh banget lika dan liku aktivitas, perjalanan, sampe kondisi tubuh yang grafiknya turun abis.

Bulan lalu, gw menargetkan waktu untuk survey perumahan harus diselesaikan sebelum akhir Maret. Maunya sih, bulan April gue udah bisa mutusin beli rumah yang mana, di daerah yang mana, dan dengan uang berapa.

BINTARO

Melanjutkan target pertama di daerah Pamulang, seharusnya target kedua adalah Depok. Namun, pada Sabtu pertama bulan Februari, kebetulan ada undangan pernikahan temen kampus ke daerah Bintaro. Jadilah gue mengubah arah survey ke daerah Bintaro. Dari seluruh sektor yang ada, sampai ke daerah Jombang gue datengin setiap perumahan baru. Kebetulan, gue sempet pegang brosur perumahan Puri Bintaro Indah yang punya harga pas sesuai kantong. Tapi sayang, setelah melihat kondisi perumahan yang kayaknya tidak dibuat dengan rapi, gue harus mengubur niat gue untuk beli di sana.
(more…)

Target I: Vila Dago Pamulang

September 9, 2006

Uedan..!
Begitu teriakan pertama yang keluar ketika hari ini saya mengunjungi Vila Dago. Sebuah perumahan ‘dengan harga terjangkau’ di Pamulang. Dengan sedikit terlewat dan salah jalan, lebih dari 1,5 jam saya habiskan untuk menuju tempat ini. Teriakan di depan bukan teriakan kekaguman akan kondisi perumahan tersebut. Namun lebih karena jarak tempuh dari rumah saya menuju lokasinya. Edunz, jauh banget!

Dengan suasana resort yang dipromosikan, terbentang luas deretan rumah mewah yang membuka jalan menuju deret hunian lainnya. Type ukuran 36 dan 45 masih harus masuk ke dalam lebih dari 1 km. Tak heran bila di pintu gerbang sudah menunggu jasa ojeg yang siap mengantarkan penghuni menuju rumahnya. Suasana panas masih menyelimuti jalan utama. Mungkin karena belum banyak pohon yang seharusnya menghiasi jalan ini.

Menggunakan sepeda motor, saya menghitung dari pintu pagar rumah sekarang, sampai pintu gerbang Vila Dago, berjumlah 34 km. Route yang saya pilih melewati Kalimalang – Gatot Subroto – Blok M – Pondok Indah – Ciputat – Pamulang. Entah karena tidak biasa berjalan jauh, apalagi dengan membayangkan rute ini akan saya lalui setiap hari, rasanya jarak sebanyak itu belum layak untuk saya jalani. Itu belum menghitung kemacetan di Pasar Ciputat, putaran balik ke PI, dan wilayah Sudirman. Biasanya saya hanya menempuh jarak kurang lebih 10 km dari rumah menuju kantor, dengan kemacetan tidak begitu parah.

Memang, dengan harga yang terjangkau dan suasana resort-nya, perumahan ini sangat menggoda untuk disurvey. Dengan uang muka sebesar Rp 25 juta dan cicilan sekitar Rp 1,5 juta per bulan selama 15 tahun (fax terakhir dari developer – 020706) , kita sudah bisa menempati sebuah rumah dengan type T-45/97 di sana. Harga yang sangat tidak mungkin kita dapatkan di 5 wilayah Jakarta.

Well, target pertama sementara ini saya coret dari daftar pilihan lokasi rumah tinggal. Next target, Depok!