Karena yang gue pegang duluan adalah Nexus, gue coba mulai review dari ponsel sexy ini.
N1
Hardware
Dari tampilan, gue merasa ponsel ini sangat sexy. Lekuk tubuhnya sangat aduhay dibanding beberapa superphone lain yang biasanya berbentuk kaku. Dari fisik, tidak ada nama merk atau seri di sisi depan. Hanya stempel Google yang menghias di body belakang.
Ini lumayan membantu bila ada orang iseng yang suka comment kenapa gue seneng gonta ganti HP. Tinggal bilang aja, ini HP china. Habis perkara. Karena biasanya mereka suka bawel kalo liat HP baru. Kalo HP china, selesai.
Layar 3,7” sudah cukup lega untuk membaca ebook, atau browsing. Teknologi amoled terlihat lebih tajam dan menarik. Touch button menyatu dengan screen. Plus trackball yang memudahkan kita untuk select text.
Software
Lanjut ke daleman OS-nya. Dengan Android 2.1 (out of the box), nexus one sudah terasa stabil dan cepat. Prosesor 1 Ghz-nya sangat berasa untuk buka dan tutup aplikasi. Nyaris tanpa lag. Setup email dan configurasi juga mudah. Karena ini milik google, dengan mendaftarkan user gmail, semua langsung terkait antara email (gmail appz), Gtalk, sampai ke market. Selesai mendaftar, kita langsung bisa menggunakan semuanya tanpa perlu setup satu-satu. Termasuk contact list bila kita aktifkan google sync.
Saat ini, nexus one sudah bisa upgrade ke OS google varian berikutnya, Frozen Yogurt (Android 2.2). Jadi review akan berkiblat ke OS ini.
Gue coba mereview beberapa aplikasi yang biasa digunakan sehari-hari. Pertama adalah email. Ini aplikasi email paling hebat yang pernah gue pake. Kalo kata BS, gokil abis. Full integrasi dengan gmail web. Nyaris semua fungsi bisa kita dapatkan di sini. HTML email, attach file, preview attachment, dan lain-lain. Threaded emailnya sempurna, send and receive cepat, dan bila jaringan lagi busuk, tidak takut untuk double send seperti di gmail apps BB. Gue pernah coba kirim ratusan email dalam beberapa menit. Semua email terkirim dengan sempurna. Intinya, ini management email terbaik yang pernah gue coba di ponsel. BB yang dilengkapi gmail plugin pun gak bisa ngalahin kenyamanan beremail di sini.
Aplikasi kedua yang sering gue pake adalah chat. Gtalk terbaik di sini. Untuk YM, bisa menggunakan banyak aplikasi yang tersedia di Market. Banyak juga yang free.
Hal menarik lainnya di android adalah Market. Ribuan aplikasi gratis dan powerfull tersedia di sini. Dari aplikasi internet, office, game, sampe yang esek-esek pun ada. Update setiap aplikasi juga cepat. Gak akan bosen deh untuk mencoba hal baru di Android. Untuk yang versi inul, ada juga lho pasar gelapnya, biasa disebut pasar malam di milis sebelah.
Aplikasi multimedianya lengkap. Dari nonton film, putar music, sampai edit-edit photo asik banget. Aplikasinya juga bervariasi. Sayang N1 belum ada radio tuner.
Masih banyak aplikasi lain yang disiapkan android, untuk meracuni rekanan kita. Dari live wallpaper, shazaam, sampai game dengan berbagai pilihan. Dari semua aplikasi itu, semua seakan menyatu. Contohnya, bila kita ambil photo, hasilnya bisa langsung dishare lewat beberapa aplikasi. Nice banget.
Stabilitas
Dari sisi stabilitas OS, Android ini seperti OS ponsel-ponsel jaman dulu. Nyaris tanpa hang, atau bisa dibilang, gak pernah hang. Crash hanya terjadi bila ada program yang force close. Tinggal kita klik force close, system back to normal dalam hitungan detik. Tanpa pencet tombol reset, dan tanpa cabut battery 3 menit. Indah sekali.
Gue udah terpukau dengan Frozen Yogurt. Bagaimana nanti bila Ginger Bread keluar yaa?
Yang masih pengen menggunakan Éclair (2.1), bisa dicoba rom Cyanogen. Gue pake ini, dan lebih baik dari stock ROM.
Dengan gaya pemaikaian sama di BB Storm, gue bisa 3 kali restart dalam sehari. Mirip kayak WM jaman dulu…
Battery
Untuk pemakaian yang sama, daya tahan Nexus One bisa mengimbangi BB Storm. Beda-beda tipis lah. Apalagi kalo pasang aplikasi-aplikasi model Juice atau apn droid untuk mengatur alur data yang masuk. Bisa lebih irit lagi.
Gue dengan pemakaian lumayan aktif, ribuan email dalam sehari, chat, browsing, dan game ringan, cabut jam 6 pagi, bisa tahan sampai jam 6 sore.
Kelemahan
Daya tangkap sinyal 3G agak kurang untuk daerah dengan sinyal seadanya. Di rumah gue, HD2 bisa dapet HSDPA, tapi Nexus cuma dapet EDGE. Tapi untuk di daerah yang sinyal 3G-nya stabil, ponsel ini gak kalah daya tangkapnya.
Kelemahan kedua adalah speaker. Suaranya terbilang kecil untuk ukuran ponsel sebesar ini.
HD 2
Hardware
Kecepatan prosessor sama dengan Nexus One, 1Ghz. Kayaknya ini bakalan jadi standar untuk superphone berikutnya. Button terpisah dari layar. Beberapa orang lebih menyukai ini dibanding touch button di Nexus. Mencetnya lebih berasa. Ini juga mirip dengan tombolnya Desire.
Kalo di Nexus polos, bagian depan HD2, ada stempel HTC di bawah layar. Jadi gue gak bisa bilang ini HP china lagi. Nama ini lebih familiar dibanding Nexus One. Bagian belakang ada tambahan ’With HTC Sense’.
Yang paling menarik dari tampilan HD2 adalah layarnya. Ini yang gokil banget. Dunia serasa lega bila memandang ke sini. Buat baca ebook, email panjang, atau nonton flv kepuasannya tiada tara. Tapi, walaupun dengan layar segede gaban, HD2 tetap nyaman dipegang. Walau tidak se-sexy Nexus One. Layar gede ini, lumayan eye catching. Gue pernah disamperin orang sewaktu maenan ini di KFC. Dia tertarik melihat besarnya layar, dan gak kuat untuk gak nanya. Hehehe.
Software
HD2 dibundle dengan OS WM 6,5. Kalo yang udah maenan WM dari dulu, menu-nya gak nyusahin. Gak banyak berubah dari jaman WM 5.0. Out of the box, OS HD2 belum bisa dibilang sempurna. Masih banyak lag dan gak berasa kecepatan 1 Ghz.
Yang paling menarik adalah keberadaan HTC Sense. Berasa punya OS baru lagi. Dengan ciri jam digital besar menghiasi layar, plus perkiraan cuaca yang bisa diset update dalam beberapa waktu. Animasinya keren banget. Kalo lagi cuaca cerah, akan ada sinar mentari yang menghiasi layar. Bila berawan, segerombolan awan kelabu berjalan menyisir layar. Dan bila hujan, akan keluar rintik-rintik air, dibarengin dengan wiper yang mengelap layar. Takjub ngeliatnya.
Di deretan bawah, ada deretan icon yang siap digeser untuk menunjukkan menunya. Dari sms, email, twitter, picture, footprint, sampai settingan. Baca email dari sini juga menarik dan attraktif. Walau cuma potongan text file, tapi animasi dan kecepatannya bikin ngiri.
Seperti ritual sebelumnya, gue selalu mencari ROM-ROM terbaik untuk dipasang. Jalan-jalan di XDA-developers, bertaburan OS masakan yang siap hidang. Tapi sebelumnya lakuin HSPL dulu yee…
ROM pertama yang gue coba Artemis. Karena rom ini cocok dengan versi radio gue. Jadi gak perlu update lagi. Pertama pasang, ini ROM cukup menggiurkan. Cepet banget. Di sini baru berasa kehebatan prosesor 1 Ghz. Gak jauh beda dengan android di Nexus. Tapi sayang, sekali crash, gak mau direset. Harus di hard reset *sigh*. Coret deh.
Berikutnya gue cari Energy ROM. Nama ini udah familiar dari review HD2 di milis sebelah. Tapi, berhubung versi radionya berbeda, gue urungkan di awal. Sekarang bulat gue coba ROM ini, dan update radio menyesuaikan dengan requirement.
Versi 11 Juni, dan HTC sense standar, jadi pilihan gue. Harapannya gue masih bisa menikmati keindahan Sense original di sini. Rupanya review kehebatan ROM energy memang bukan isapan jempol. ROM ini sangat cepat, stabil, dengan tampilan icon yang baru. Ini WM yang sangat perfect. Jauh dari hang atau crash yang jadi image sebelumnya. Dan, karena ini diambil dari WM 6.5.5, sekarang email standar sudah dengan menu conversation. Lebih nyaman baca banyak email, bagai di gmail.
Penggunaan aplikasi lain, sama dengan di android. Hanya dengan tampilan yang lebih lebar..
Stabilitas
Out of the box, memang HD2 belum bisa dikatakan stabil. Tapi dengan ROM masakan, HD2 udah sangat stabil dan cepat. Walau belum bisa disamakan dengan ke stabilan OS Android. Harapannya HD2 ini bisa dipasang WP 7, atau bahkan dual boot android. seperti di TP2. Sehingga dengan hardware yang powerful, akan berasa kenyamanan dengan pilihan banyak OS.
Battery
Dengan layar besar dan HTC sense, awalnya gue piker HD2 akan jadi ponsel super boros. Apalagi WM-WM yang pernah gue pake sebelumnya, batereinya bisa dibilang lemah. Gak lebih dari 4 jam dengan koneksi data udah harus di charge lagi. Tapi ternyata dugaan gue meleset. HD2 terbilang cukup irit. Dengan pemakaian yang sama, HD2 masih bisa bertahan di atas 8 jam. Beda dikit dengan nexus one, cukup lah buat gue.
Kelemahan
Dari rangkaian review di atas, kelemahan dari HD2 ada di ROM standard dan battery. Tapi bisa ditanggulangi dengan OS masakan dan battery gendong. Berikutnya adalah market yang seadanya. Aplikasi juga banyakan berbayar. Gak seru, ah. Tapi aplikasi-nya inul banyak juga di forum sebelah.
Oh iya, kalo punya ini, jangan beli case-mate deh. Walau nge-plug di tubuh HD2, buka-nya susah banget. Gak cocok buat yang suka gonta ganti batere atau SIM. Bisa-bisa baret body-nya.
Kesimpulannya, kalo bingung pilih HD2 atau Nexus, gue juga masih bingung sih. Beli aja 2-2-nya. Hehehe…
Sekian.