Archive for the ‘Kesehatan’ category

Cabut Gigi Itu Tidak Sakit

February 17, 2008

Lebih dari dua tahun saya menahan diri untuk tidak mencabut gigi geraham kiri. Padahal, sudah sejak itu pula, dokter gigi mem-vonis geraham ini segera dicabut. Istilahnya, gigi itu sudah mati dan tinggal sampahnya saja. Memang, geraham kiri saya sudah sejak lama patah bagian atasnya. Hanya akar saja yang tersisa. Permukaan pun nyaris tertutup gusi. Pantas bila disebut sampah.

Rupanya, kondisi geraham kiri membuat iri geraham kanan. Mungkin, melihat saudara kembarnya asik-asikan hidup tenang di bawah gusi, tanpa menjalankan tugas mengunyah makanan, membuat si geraham kanan membuat keputusan yang sama. Tahun lalu, geraham kanan mulai patah pada satu sisinya. Goyang inul setiap ada tekanan. Dan beberapa kali membuat tuannya merasa sakit tak tertahan. Puncaknya, bulan puasa silam, sakit gigi membuat kehidupan saya agak merana. Nyaris setiap detik saya harus menahan rasa nyeri. Benar-benar lebih nyeri dari sakit hati *spontan nyanyi dangdut*.

Dari situ, saya memantapkan diri untuk segera mencabut gigi geraham sialan ini. Sambil menunggu sembuh, saya mencari informasi tentang proses pencabutan gigi. Damn! selain kisah yang amat menakutkan, bumbu-bumbu dari teman yang tak bertanggung jawab membuat nyali saya ciut juga. Apalagi bila dikaitkan dengan jarum suntik. Eit, bukannya saya takut jarum suntik, lho.. Cuma, saya agak menghindari benda-benda tajam mendekati, apalagi masuk ke dalam tubuh saya. Sekecil apapun. Hehehe..

Selepas masa tersiksa, kondisi gigi berangsur pulih. Rasa sakit yang pernah datang seakan terlupakan. Niat untuk menghilangkan sumber sakit sudah tidak terlintas lagi. Untuk sementara, saya membiasakan hidup dengan gigi geraham kanan yang patah setengah, dan goyangan mautnya yang siap menusuk gusi dengan rasa perih suatu hari nanti.

Sampai akhirnya, datang niatan mulia itu. Senin kemarin, sambil ber-narsis diri di depan cermin, iseng saya perhatikan setiap sisi gigi geraham. Panik juga dengan kondisi patahan yang sudah semakin parah. Warna hitam di bawah patahan sudah mulai melebar. Hmm, harus ambil tindakan tegas. Cabut!
(more…)

Rumah.. Rumah.. Rumah

February 25, 2007

RumahBeuh, gak nyangka, udah sebulan gue gak ngeblog. Gak berasa juga sebulan ini penuh banget lika dan liku aktivitas, perjalanan, sampe kondisi tubuh yang grafiknya turun abis.

Bulan lalu, gw menargetkan waktu untuk survey perumahan harus diselesaikan sebelum akhir Maret. Maunya sih, bulan April gue udah bisa mutusin beli rumah yang mana, di daerah yang mana, dan dengan uang berapa.

BINTARO

Melanjutkan target pertama di daerah Pamulang, seharusnya target kedua adalah Depok. Namun, pada Sabtu pertama bulan Februari, kebetulan ada undangan pernikahan temen kampus ke daerah Bintaro. Jadilah gue mengubah arah survey ke daerah Bintaro. Dari seluruh sektor yang ada, sampai ke daerah Jombang gue datengin setiap perumahan baru. Kebetulan, gue sempet pegang brosur perumahan Puri Bintaro Indah yang punya harga pas sesuai kantong. Tapi sayang, setelah melihat kondisi perumahan yang kayaknya tidak dibuat dengan rapi, gue harus mengubur niat gue untuk beli di sana.
(more…)

Bedrest, Pindahan, Dan Pegal

November 4, 2006

Pada usia kehamilan berumur dua bulan, banyak pendapat yang mengatakan untuk lebih berhati-hati dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Sangat diyakini bahwa janin yang berusia 1 sampai 3 bulan, masih sangat sensitif. Petuah pasti datang untuk lebih menjaga usia kandungan pada trismester pertama ini. Kegagalan perkembangan janin pada masa ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: faktor produk kehamilan, faktor kesehatan ibu, serta faktor alat reproduksi.

Dengan aktivitas yang memang agak padat semenjak lebaran, tak heran bila faktor kesehatan ibu menjadi mayoritas penyebab keluarnya vonis dokter untuk melakukan bedrest. Batuk dan flu yang diderita sejak hari ke-3 lebaran belum juga sembuh hingga hari ini. Sebelumnya, hanya mengkonsumsi obat-obatan tradisional seperti jeruk nipis, kencur, atau sekedar menambah waktu beristirahat. Saran yang didapat dari sebuah milis yang berdiskusi seputar kehamilan. Namun sudah seminggu, batuk tidak kunjung hilang.
(more…)

Hujan dan Flu

February 9, 2006

Kisah bermula pada hari Senin lalu. Waktu itu hujan turun sejak malam. Paginya, hujan justru semakin deras. Berhubung harus masuk kantor, dengan dilindungi jas hujan, menempuh macetnya jalan Jakarta dengan motor kesayangan. Awalnya perjalanan begitu lancar, hanya hawa dingin dan sentuhan rintik hujan di sekujur tubuh yang agak mengganjal. Belum lagi tetesan air yang jatuh tepat di muka helm dan sesekali menghalangi pandangan.

Memasuki wilayah perkantoran di sekitaran Thamrin, tiba-tiba motor tiger berhenti mengaum. Kontan tidak ada daya untuk melajukan motor berkapasitas 200 cc ini. Berhenti sejenak, mencoba untuk menekan ulang tombol starter electric. Beberapa kali tekan, si tiger kembali mengaum. Lega rasanya.

Setelah mengantar istri di salah satu gedung sekitaran perkantoran tersebut, kembali melanjutkan perjalanan menuju arah Patung Tani. Rupanya kejadian awal matinya mesin kembali terulang. Tepatnya di samping Sarinah Thamrin. Usaha seperti di awal pun segera dicoba. Namun sayang, kali ini motor tidak juga menyala. Sekian kali dicoba plus selah, sama saja. Terpikir, mungkin ada air yang masuk ke salah satu bagian mesin dan membuat mesin mati. Akhirnya terpaksa mendorong kembali motor berat keluaran Honda ini menuju perkantoran Thamrin untuk menumpang parkir.
(more…)

Sakit

October 14, 2005

Dua hari kemarin total menghentikan semua aktivitas dan rutinitas hidup sehari-hari. Hanya terbaring lemas di tempat tidur tanpa melakukan aktivitas apa-apa. Demam tinggi menyerang hebat, flu dan batuk pun mengiringi. Panas badan yang tinggi dan rasa lemas yang menyelimuti sekujur tubuh seakan memporak-porandakan setiap sendi tulang yang ada di raga ini. Tidak ada daya dalam gerak dan desah napas serta denyut nadi yang mampu mengobati rasa sakit ini.

Pada hari selasa sudah harus ijin pulang lebih cepat dari kantor karena tidak kuat menahan pening yang menyerang kepala. Sesampainya di rumah, langsung terkapar tak berdaya sambil menunggu waktu berbuka tiba. Walau dengan kondisi badan seperti ini, masih diusahakan untuk memenuhi kewajiban berpuasa. Selain waktu berbuka yang tidak lama lagi, rasanya sayang bila harus bolong puasa ditahun ini. Dan Alhamdulillah, hari itu berhasil juga menutup puasa sampai bedug Maghrib tiba.

(more…)